Atasi Sakaw (Penyakit Yg Timbul Akibat Narkoba) Dengan Temulawak


Atasi Sakaw (Penyakit Yg Timbul Akibat Narkoba) Dengan Temulawak
Pengobatan pecandu narkoba yang mahal bisa disiasati dengan memanfaatkan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) yang banyak terdapat di Indonesia. Pengobatan ini termasuk murah jika dibandingkan dengan pengobatan ultrarapid detox yang bisa mencapai kisaran Rp 20-40 juta, rapid detox Rp 4-10 juta, dan regular detox Rp 2-3 juta.

Pengobatan dengan temulawak hanya akan menghabiskan Rp 600.000 -1.000.000. Nominal ini pun masih bisa diminimalisir karena temulawak begitu melimpah di Indonesia. Temulawak bukan barang yang sulit ditemukan di sekitar kita.

Umum diketahui, temulawak biasa digunakan untuk hepatoprotektor, antiinflamasi, antikanker, antidiabetes, antimikroba, antidiare, pengobatan heoroid, serta penjaga stamina.

Senyawa kurkumin dan desmetoksikurkumin yang terdapat dalam temulawak, menurut penelitian, berkhasiat sebagai antioksidan yang mampu menetralkan racun dan radikal bebas polusi yang berbahaya seperti narkoba.

Dokter Ferdinand Rabain dari Interzone Treatment Center di Jakarta menawarkan resep teruji untuk mengatasi sakaw dengan ramuan alternatif berbahan dasar temulawak.

Pecandu yang ingin berhenti mengkonsumsi narkoba biasanya mengalami sakaw. Sakaw adalah saat-saat yang paling menegangkan bagi pecandu narkoba.
Gejala sakaw yang bisa dirasakan yaitu demam, hipertensi, gelisah, irritability, insomnia, keinginan untuk memakai narkoba lagi, menguap, hidung berair, mual, muntah, dan diare.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk obat alternative mengatasi sakaw ini yaitu 30 gram temulawak, 10 gram sabiloto (Andrographis paniculata), 60 gram sidaguri (Sida rhombifolia), dan 30 gram meniran (Phyllantus niruri). Bahan-bahan ini direbus dengan 3 gelas air untuk dijadikan 1 gelas. Sehari satu gelas secara rutin.

Jika pecandu narkoba tidak suka dengan rebusan temulawak, usul Dokter Ferdinand, maka ia bisa meminum temulawak yang sudah diekstrak sebanyak 2.000 mg perhari. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)


0 komentar:

Posting Komentar